Mengenal Kampung Adat Banceuy
Budaya. Kabupaten Subang memiliki berbagai potensi budaya, salah
satunya adalah Kampung Adat Banceuy. Kampung adat ini terletak di Desa Sanca,
Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang.
Letaknya yang jauh dari hinggar bingar perkotaan membuat kampung adat Banceuy sulit ditemukan. Bahkan dari pusat pemerintahan Kecamatan Ciater, jarak menuju Kampung adat Banceuy kurang lebih 15 Km, atau sekitar 30-45 menit perjalanan.
Letaknya yang jauh dari hinggar bingar perkotaan membuat kampung adat Banceuy sulit ditemukan. Bahkan dari pusat pemerintahan Kecamatan Ciater, jarak menuju Kampung adat Banceuy kurang lebih 15 Km, atau sekitar 30-45 menit perjalanan.
Sepanjang Perjalanan menuju Kampung adat Banceuy, wisatawan
yang berkunjung akan disuguhi nuansa pemandangan alam khas pedesaan, mulai dari
pesawahan masyarakat sampai perkebunan teh miliki PTPN VIII. Dijamin wisatawan
tidak akan bosan.
Setelah sampai tujuan,Kampung Adat Banceuy. Susana tradisi
sunda menjadi ciri khas kampung adat ini. Tradisi melestarikan adat dan budaya
sunda di kampung ini masih dipegang teguh. Tidak heran, kampung ini hingga kini
banyak dikunjungi wisatawan maupun para peneliti kebudayaan dari berbagai
penjuru. Nilai-nilai gotong-royong masih kental di kampung ini,kontras dengan
suasana hinggar binger di perkotaan yang cenderung individualis.
Sejarah kampung adat Banceuy, menurut yang diyakini
masyarakat setempat berawal dari tujuh keluarga membangun perkampungan kecil di
sana. Namanya Kampung Negla. Pada suatu waktu kampung itu diterpa bencana angin
puting beliung yang menghancurkan rumah mereka. Ketujuh tokoh itu kemudian
memanggil paranormal.
Dan oleh paranormal itu, mereka diminta menggeser lokasi perkampungan sekaligus mengganti nama kampung agar terhindar dari musibah. Dari kesepakatan, akhirnya dinamakan Kampung Banceuy. Kata Banceuy sendiri diambil dari bahasa keseharian masyarakat Banceuy yaitu bahasa Sunda, yang artinya adalah musyawarah.
Dan oleh paranormal itu, mereka diminta menggeser lokasi perkampungan sekaligus mengganti nama kampung agar terhindar dari musibah. Dari kesepakatan, akhirnya dinamakan Kampung Banceuy. Kata Banceuy sendiri diambil dari bahasa keseharian masyarakat Banceuy yaitu bahasa Sunda, yang artinya adalah musyawarah.
Salah satu adat-istiadat leluhur yang masih dipegang oleh
masyarakat Kampung adat Banceuy adalah mengadakan ruatan bumi. Ruatan bumi
mereka percayai sebagai upaya menolak segala bala (penyakit). Ruatan bumi
biasanya diadakan sekali dalam setahun, diikuti oleh seluruh masyarakat
Kampung.