Penangkaran Buaya, Destinasi Wisata Favorit di Blanakan Subang
Tempat ini selalu mengingatkan kami, yang dulu masih anak-anak, sekarang sudah ada yang menikah, masih kuliah, atau mungkin sudah ada yang bekerja entah di mana. saya selalu rindu dengan kampung ketika saya kecil ini, Blanakan, Subang. Sebuah kampung yang mungkin makin terlihat tua. begitupun wisata satu-satunya yang dulu menjadi andalan di sini.
Saya masih ingat ketika kecil, ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD Negeri) setempat. Jalan menuju wana wisata penangkarang buaya ini selalu padat dan macet bermeter-meter panjangnya. Ah, sekarang, hanya cuman jadi mitor cerita itu. sekarang terlihat kurang begitu terawat, sayang sekali. Mungkin dihempas oleh perkembangan jaman. Ya, itulah salah satu pikiran positif walaupun bikin sakit hati.
Wana wisata penangkarang buaya ini selalu ramai ketika hari-hari besar, seperti Idhul Fitri, Ruatan Laut Blanakan, dan hari libur (yang sekarang bisa dihitung pengunjungnya). untuk menuju kesana, kita bisa disuguhi dengan jalanan yang sudah di aspal (tapi sayangnya sudah rusak), menyisir sungai Blanakan (Tanggul Kali Blnakan) yang selalu terparkir perahu-perahu nelayan. Rumah-rumah penduduk yang padat dan bau ikan yang menyengat. Wajar, pasalnya beberapa meter sebelum pintu gerbang, terdapat pelelangan ikan, sehingga wajar warga sekitar berprofesi sebagai nelayan dan penjual ikan.
Penangkaran Buaya Blanakan yang terletak di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang ini dikembangkan penangkaran buaya jenis muara yang berjumlah kurang lebih 200 ekor terdiri dari buaya jantan dan betina lengkap dengan habitatnya. Di lokasi ini pengunjung pun dapat pula menyaksikan suguhan atraksi buaya-buaya muara dari atas balkon, saat menyantap makanan yang diberikan pengelola.
Wisata buaya di sini, bukan hanya menyuguhkan buaya-buaya yang berada di kolam penangkaran saja. Namun sesekali jika ada yang meminta untuk beratraksi, oleh sang pawang akan dibuat atraksi agar penonton terkagum-kagum. Atraksi tersebut memang bukan seperti lumba-lumba yang meloncati bundaran cincin berapi, melainkan bagaimana buaya tersebut meloncat untuk menadapatkan mangsanya (bebek). Untuk tempat (bangunan) ini dikenakan biaya masuk lagi yaitu 8 ribu rupiah per orang.
Masih dalam lingkungan atraksi, terdapat juga bangunan untuk mengembangbiakan bayi buaya berumur 3-6 bulan dan 1-3 tahun. Kemudian, untuk buaya yang berumur 3 sampai 6 tahun dimasukan ke dalam penangkaran sendiri yang posisinya terletak di belakang kolam atraksi. Nah, di sini juga buat pengunjung diperbolehkan untuk melihat kolam perkawaninan yang letaknya masih dikawasan kolam atraksi.
Nah ada yang lain, sobat. Untuk buaya yang telah menetas dari telur rata-rata panjangnya 22 cm, mereka akan dimasukan ke dalam kandang dan diberi makan udang yang telah dibuang kepala dan kulitnya. 3 hari sekali bayi-bayi buaya tersebut diberi makan, biasanya setelah habis udang kupasnya maka kandang akan dibersihkan dan bayi buaya tersebut akan di siram dengan air atau bisa dibilang bayi-bayi tersebut dimandikan secara masal.
Buaya yang berusia 1 bulan hingga 6 bulan buaya-buaya tersebut akan dipindahkan kedalam kandang yang lain. Makanannya makanannya pun ganti menjadi ikan teri. Untuk selanjutnyapun sama, dibersihkan setelah makanan habis kandang dibersihkan, dan buaya dimandikan secara masal.
Buaya yang berusia 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun akan di masukkan kedalam kandang sesuai usianya jika tidak maka buaya-buaya tersebut akan berkelahi. Untuk buaya yang berusia 1 tahun keatas makan buaya akan diberi makan ikan-ikan yang lumaya besar. Selama 3 hari sekali mereka diberi makan, dan setelah makanan habis mereka kandang dan buaya akan dibersihkan.
Untuk buaya yang berusia 3 tahun sampai 6 tahun mereka juga akan dipindah sesuai usianya di tempat yang berbeda. Jika telah berusia 5 atau 6 tahun buaya-buaya tersebut akan siap untuk dikawinkan di kolam perkawinan. Selama 2 bulan mereka berada di kolam perkawinan kemudian setelah tiba waktunya menetas buaya betina akan berada di darat.
Telur-telur buaya tersebut akan dibenamkan di dalam tanah dan buaya betina akan meenutupi telur-telur tersebut dengan tanah dan daun-daun. Buaya betina akan menjaga telur-telurnya hingga 100 hari, setelah itu baru telur buaya tersebut menetas.