Sejarah di Balik Keindahan Perkebunan Teh Kawasan Ciater



Subangplus.com. Ciater merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Subang yang memiliki berbagai macam potensi wisata. Terutama wisata alamnya, yang paling terkenal adalah pemandian air panas Sari Ater. Namun potensi wisata di Ciater tidak hanya pemadian air panas. Jika Kalian menuju Subang dari arah Bandung akan disuguhkan panorama pemandangan perkebunan teh yang menyejukan. Cocok digunakan untuk foto-foto (selfie). Setiap akhir pekan, terutama perkebunan teh sekitar Tangkuban Perahu ramai dikunjungi para muda-mudi.

Tapi Brai, tahukah bagaimana sejarahnya perkebunan seluas itu bisa ada? Tentu bukan takdir Brai.
Kurang lebih tahun 1930-an pemerintah Belanda pada saat itu menyadari pentingnya mengolah komoditas hasil perkebunan yang berada di Indonesia (Hindia Belanda), sehingga kemudian dengan menggunakan tangan besi pemerintah belanda melakukan beberapa penanaman tanaman yang dianggap akan bergunan untuk pemerintah Belanda. Salah satunya menanam Teh. Pada tahun 1934 pabrik teh di Perkebunan Teh Ciater didirikan dan beroperasi pada tahun 1937 dengan kapasitas olah ± 900 ton teh kering setahun.

Pada saat kemerdekaan 1945, Pemerintah Indonesia mengambil alih seluruh perusahaan asing yang berada di Indonesia, khususnya perusahaan-perusahaan yang berada di bawah kekuasaan belanda. Namun naik turunnya kondosi politik dalam negeri saat itu, memakasa pemerintah Indonesia membuka perundingan dengan Belanda melalui Konferensi Meja Bundar. Sebagai konsekuensi, Pemerintah Indonesia dipaksa menyerahkan pengelolaan perkebunan ini kepada pihak asing.

 foto: Istimewa

Namun, penguasaan tersebut tidak berlangsung lama karena pemerintah Indonesia di bawah rezim Soekarno pada tahun 1957 an melakukan nasionalisasi asset negara secara besar-besaran. Perkebunan teh ini pun akhirnya dikelola oleh negara di bawah Perusahaan Perkebunan Nasional (PPN). Kini sisa-sisa perjuangan orang-orang terdahulu yang dipaksa menanam teh oleh Belanda bisa kita nikmati keindahannya.

Hijaunya pemandangan perkebunan teh membuat mata yang melihatnya menjadi sejuk dan menenangkan. Dalam berbagai kesempatan, perkebunan teh di Kawasana Tangkuban Perahu dan Ciater dipakai untuk melakukan preweding. Tentu alasan keindahan menjadi salah satu faktor. Bahkan, menurut Apih Dawir, salah satu pengelola perkebunan wilayah Ciater mengatakan, “hampir setiap akhir pekan banyak pengunjung dari luar sengaja datang ke perkebunan dan pabrik teh ciater, selain untuk melihat pemandangan. Orang-orang tersebut ingin menikmati rasa teh khas perkebunan ciater”, Ujarnya.


Sumber: dari berbagai sumber
 


Comments